Kamis, 29 Agustus 2013

Dr. Warsito P. Taruno, Sang Penemu Pemindai 3D Penyakit Kanker

Dr. Warsito M.Eng merupakan ilmuwan yang menekuni bidang teknologi tomografi yaitu teknologi untuk memindai berbagai macam objek dari tubuh manusia, proses kimia, industri perminyakan, reactor nuklir, hinga perut bumi. Dari hasil risetnya ia berhasil menemukan teknologi tomografi medan listrik tiga dimensi atau electrical capacitance volume tomography (ECVT).

Penemuannya ini dipatenkan di Amerika dan lembaga paten internasional PTO/WO tahun 2006. Temuan Warsito diperkirakan akan mengubah drastis perkembangan riset dan teknologi di berbagai bidang. Teknologi temuannya telah
digunakan oleh NASA (Lembaga Antarikas Amerika Serikat) untuk memindai obyek dielektrika pada pesawat ulang – alik selama misi ke antariksa.
Warsito lahir di Solo, Surakarta, Jawa Tengah, pada tanggal 16 Mei 1967. Ia merupakan anak keenam dari 8 bersaudara yang terlahir dari keluarga petani. Warsito menempuh pendidikan dari SD Sampai SMA di Karanganyar Solo. Setelah selesai dari SMAN 1 Karanganyar, Solo pada tahun 1986, ia melanjutkan ke UGM selama satu bulan. Karena mendapatkan beasiswa ke Jepang, ia mengundurkan diri UGM dan melanjutkan S-1 nya di Tokyo international Japanese School, Tokyo dan lulus tahun 1988. 
Kemudian ia melanjutkan S-2 di Shizouka UniversityB. EngChemical Engineering, dan lulus tahun 1992. Warsito mendapatkan gelar M.Eng di Universitas yang sama, Shizouka University, pada tahun 1994. Pada 1997 Warsito berhasil menuntaskan PhD – nya di kampus yang sama dengan disertasi tentang tomografi ultrasonik. Ia kemudian diangkat menjadi staf peneliti (riset) selama 2 tahun dan asisten dosen selama 2 tahun di universitas yang sama. 
Warsito memulai research tomograi ini sejak tahun 1991 ketika masih menjadi mahasiswa S1. Ketika itu Warsito mengembangkan teknologi tomografi ini dengan harapan dapat dikembangkan pada dunia kedokteran, teknologi untuk diagnosa yang murah dan aman (scanner 4 dimensi untuk ibu hamil yang merupakan update dari USG).
Kemudian Warsito berangkat ke Amerika Serikat dan bertemu dengan Professor L. S. Fan. Keduanya bekerja sama di laboratorium milik Ohio State University dengan merintis teknologi tomografi baru berbasis medan listrik statis. Sistem pemindai atau scanner (ECVT) yang dikembangkan oleh Warsito ini mirip dengan CT Scan dan MRI untuk melihat apa yang terjadi di dalam tubuh manusia. Tapi, perangkat ini lebih canggih karena pasien tak perlu masuk ke dalam tabung seperti alat MRI yang cuma menampilkan gambar dua dimensi, gambar yang dihasilkan dari ECVT ini berbentuk tiga dimensi.
Saat ini Dr. Warsito telah membangun pusat riset dan produksi sistem tomografi 4D yang pertama di dunia yang berpusat di Tangerang, Banten. Meskipun masih berskala kecil, produk institusinya 100% diproduksi didalam negeri dengan melibatkan ilmuwan lokal dan telah mulai di pasarkan di Amerika Serikat. Institusi yang dibangunnya juga telah menjadi standar bagi teknologi tomografi volumetric dan yang berkaitan yang dikembangkan di seluruh dunia dan dipublikasikan di dua jurnal internasional terkemuka yaitu Measurement Science and Technology (UK) dan IEE Sensors Journal (AS). Disamping itu, pada tahun 2007 Warsito mendirikan institusi riset dalam ilmu tomografi yang diberi nama Edwar Technology
Pada tahun 2005, Warsito pulang ke Indonesia dan dipilih menjadi ketua MITI (Masyarakat dan Ilmuwan Teknologi Indonesia). Selama menjabat sebagai ketua umum MITI, Warsito telah membangun jaringan MITI di seluruh Indonesia dan luar negeri. Program utama yang dilancarkan MITI adalah meningkatkan kualitas akademis dan kemampuan riset mahasiswa Indonesia, serta membantu pengembangan SDM mahasiswa melalui program pengiriman mahasiswa untuk belajar ke luar negeri. 
Serangkaian penghargaan pun telah diraih oleh lelaki murah senyum ini. Pada tahun 1985, Warsito sempat meraih Baiquni Award bidang sains dan matematika dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Tahun 2002 ia dianugerahi American Institute of Chemist Foundation Outstanding Post – doctoral Award. Ia juga menjadi lulusan terbaik bidang kimia di Universitas Shizouka. Berkat segudang prestasinya itu, Warsito termasuk ke dalam 16 ilmuwan Indonesia yang diberi kesempatan unjuk gigi di depan Douglas D Osheroff, peraih Nobel Fisika 1996 yang ketika itu berkunjung ke Indonesia. 

1 komentar: